Thursday, December 20, 2012

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan



 Seorang teknolog pendidikan nantinya juga harus tau tentang menejemen pendidikan dalam semester 1 saya mendapatkan mata kuliah tersebut, dan ini rangkumanya: 

A.      Pengertian Administrasi, Manajemen, dan Manajemen Pendidikan
1.      Pengertian Administrasi
Secara etimologi, administrasi berasal dari kata ad + ministrare. Ad berarti intensif, sedangkah ministrare adalah melayani, membantu, dan memenuhi, sehingga administrasi dapat diartikan dengan melayani secara intensif.

Secara sempit, Administrasi adalah pekerjaan yang berhubungan dengan ketatausahaan. Sedangkan menurut beberapa ahli Administrasi dapat diartikan sebagai berikut :
·           Ilmu/seni mengelola sumberdaya 7M + 1I (man, money, material, machine, methods, marketing, minutes + information (Usman, 2009).
·           Segenap proses penyelenggaraan dlm setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu (The Liang Gie).

2.      Pengertian Manajemen
Secara etimologi, manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan sehingga manajemen berarti menangani.
Menurut Sumantri (1990 : 44) manajemen sebagai proses penggerakan kerjasama dengan orang lain dan segala fasilitas yang diperlukan. Manajemen juga diartikan sebagai Seni melaksanakan pekerjaan melalui orang lain (Parker  dalam stoner & freeman, 2000). Selain itu juga disebutkan bahwa manajemen adalah Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian (P4) sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Usman, 2009).
3.    Manajemen dan Administrasi sebagai Istilah yang Ekuivalen
Frederick Winslow Taylor (1856 – 1915) merupakan tokoh dari Amerika Serikat yang mempelopori manajemen sebagai suatu disiplin ilmu. Adapun Henry Fayol merupakan tokoh manajemen yang berasal dari Perancis lebih sering menggunakan kata administrasi daripada manajemen dan menganggap keduanya memiliki makna yang sama. Menurut Panglaykim dan Tanzil (1986 : 34), jika manajemen menetapkan kebijaksanan yang harus dituruti, maka administrasi menyelenggarakannya.
Tidak semua orang menganggap istilah manajemen dan administrasi memiliki makna yang sama. Umumnya, pada lembaga pemerintahan istilah yang dipergunakan adalah administrasi, sedangkan pada lembaga komersil istilah manajemen lebih banyak digunakan. Namun hal tersebut tentu saja tidak selamanya berlaku, istilah manajemen mempunyai makna yang lebih marketable dan bergengsi dan mereka menggunakan istilah “Bos” pada pemimpinnya. Sedangkan istilah administrasi khususnya dalam dunia pendidikan hanya diartikan sebagai pekerjaan tulis – menulis, kearsipan / pembukuan, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan ketatausahaan dan menggunakan istilah pemimpin bukan bos.

·           Perbedaan Bos dan Pemimpin
BOS
PEMIMPIN
Memerintah
Melatih
Ingin berkuasa
Niat Baik
Menciptakan Rasa Takut
Menciptakan Kebanggaan
Berkata “saya”
Berkata “kita”
Suka Menyalahkan
Memecahkan Masalah
Tahu caranya
Tunjukkan caranya
Menggunakan orang
Melayani Orang
Menasihati dengan sedikit kasar
Menasihati dengan ramah

4.      Pengertian Manajemen Pendidikan
Istilah yang akrab dengan pengelolaan pendidikan sebelumnya adalah Administrasi Pendidikan, namun saat ini istilah tersebut seolah menyempit, hal ini seakan – akan merupakan kegiatan ketatausahaan sekolah semata. Untuk merevitalisasi makna yang terkandung pada Administrasi Pendidikan, trend terakhir di Indonesia kini lebih banyak menggunakan istilah Manajemen Pendidikan.
Batasan manajemen pendidikan dapat diambil berdasarkan 3 pendekatan. Pendekatan pertama menganggap manajemen pendidikan sebagai cabang ilmu manajemen, sehingga batasannnya adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirnya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Adapun secara proses, manajemen pendidikan didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Bila dikaji dengan pendekatan struktur atau tugasnya, maka manajemen pendidikan diartikan sebagai manajemen peserta didik, kurikulum, tenaga pendidik, dan kependidikan, keuangan, fasilitas, hubungan lembaga dengan masyarakat, pengorganisasian, ketatalaksanaan, dan supervise pendidikan (Husaini Usma, 2004 : 12).

B.       Fungsi Manajemen Pendidikan
Ada banyak pendapat mengenai fungsi – fungsi manajemen, diantaranya Terry yang menyatakan fungsi manajemen sbb :
1.        Planning (perencanaan), yakni menentukan garis – garis besar untuk dapat memulai usaha yang terdiri atas apa yang akan dicapai, bagaimana mencapainya, kapan, dan lain sebagainya
2.        Organizing (menyusun), yakni rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan sebagaimana telah ditetapkan dalam perencanaan. Hal – hal yang dilakukan antara lain pembagian tugas, pendelegasian kekuasaan dan wewenang dan lain – lain
3.        Actuating (menggerakkan untuk bekerja/pelaksanaan), untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas pencapaian tujuan, diperlukan tindakan – tindakan seperti kepemimpinan, perintah, instruksi, komunikasi, dan lain – lain.
4.        Controlling (pengawasan), yakni kegiatan dalam rangka memeriksa hal – hal apa yang telah dilakukan memastikan apakah pekerjaan telah berjalan sebagaimana mestinya, serta mengetahui hambatan – hambatan yang menghalangi tercapcainya tujuan.

Fayol merumuskan fungsi manajemen sebagai to plan, to organize, to command, to coordinate, dan to control. Adapula pendapat dari Gullick yang merumuskan fungsi manajemen secara lebih detil lagi, yakni dengan planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting (Hartati Sukirman, 1999 : 5). Namun demikian, pada prinsipnya fungsi – fungsi yang dipaparkan para pakar tersebut memiliki benang merah yang sama. Hanya saja, masing- masing dari mereka memiliki pengembangan yang sedikit berbeda yang tujuannya mempermudah pengimplementasian ilmu manajemen di dunia nyata.

C.      Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Ruang lingkup manajemen pendidikan meliputi :
1.      Manajemen peserta didik
Peserta didik selaku input dalam lembaga pendidikan merupakna pusat dari seluruh kegiatan dalam manajemen pendidikan. Oleh karenanya peserta didik hendaknya menjadi prioritas utama dalam pengambilan kebijakan di bidang pendidikan. Kegiatan yang termasuk dalam bidang ini adalah pencatatan peserta didik mulai dari saat penerimaan sampai dengan keluarnya dari sekolah.
2.      Manajemen tenaga kependidikan
Dalam prosesnya lembaga penyelenggara dan pengelola pendidikan pastilah harus dikelola oleh tenaga – tenaga, sehingga mereka pun sangat perlu dikelola. Manejemen tenaga kependidikan adalah segenap proses penataan pegawai yang meliputi semua proses atau cara memperoleh pegawai, penempatan dan penugasan, pemeliharaan dan pembinaan, evaluasi, sampai pada pemutusan hubungan kerja.
3.      Manajemen Kurikulum
Apa yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada peserta didiknya disajikan dalam bentuk kurikulum. Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi pbm.
4.      Manajemen fasilitas pendidikan
Agar pbm berjalan dan tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien, maka diperlukan sarana atau fasiiltas guna memperlancar proses pendidikan itu sendiri. Manajemen fasilitas pendidikan adalah segenap proses penataan yang bersangkut paut denagn pengadaan, pendagunaan, dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien

5.      Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan tentunya memerlukan dana, untuk itu pengelolaan pendanaan atau pembiayaan pendidikan agar efektif dan efisien sangatlah penting guna menunjang ketercapaian tujuan pendidikan. Manajemen pembiayaan pendidikan merupakan kegiatan pengelolaan yang meliputi penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan pada umumnya
6.      Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat
Masyarakat merupakan laboratorium pendidikan yang tidak ternilai harganya. Masyarakat juga merupakan stakeholder pendidikan, dimana keberlangsungan proses pendidikan juga bergantung pada masyarakat. Untuk itu, lembaga pendidikan tidak dapat terlepas dari masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Manajemen hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat merupakan kegiatan penataan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat untuk menunjang pbm di sekolah
7.      Manajemen Organisasi Lembaga Pendidikan
Dalam setiap organisasi pastilah terdapat struktur tugas dan berbagai macam konsekuensi akibat adanya pembidangan tugas tersebut. Hal inilah yang menjadi garapan manajemen organisasi lembaga pendidikan, yaitu segenap kegiatan mengorganisasikan lembaga pendidikan yang termasuk diantaranya adalah pengelolaan fungsi kepemimpinan
8.      Manajemen Ketatalaksanaan dan Sistem Informasi Lembaga Pendidikan
Kegiatan pencatatan berakibat pada perlunya penataan data atau informasi, agar pada saaat informasi tersebut diperlukan dapat diperoleh dengan mudah, cepat, dan tepat. Manajemen ketatalaksanaan dan Sistem informasi Lembaga Pendidikan berupaya untuk mencapai hal tersebut, dengan kegiatan yang meliputi pencatatan, pengolahan, penggandaan, pengiriman, dan penyimpanan semua bahan atau informasi yang temasuk dalam data lembaga pendidikan
9.      Supervisi Pendidikan
Kehadiran supervisi pendidikan diharapkan membantu tercapainya tujuan pendidikan secara efisien, khususnya melalui pembinaan profesionalitas guru. Namun trend pendidikan terakhir tidak selalu mengartikan supervisi pendidikan memiliki sasaran satu – satunya berupa guru, melainkan juga melibatkan tenaga – tenaga kependidikan lainnya. Batasan supervisi pendidikan yang selama ini akrab adalah suatu usaha untuk memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki situasi belajar mengajar dan pada kenyataannya kelancaran pbm tidak semata bergantung pada guru melainkan pula tenaga kependidikan lainnya.

D.      Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
1.         Terwujudnya PBM yang PAKEMB (bermakna)
2.         Peserta didik yang aktif mengembangkan dirinya
3.         Memiliki kompetensi manajerial
4.         Tercapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
5.         Teratasinya masalah mutu pendidikan
6.         Perencanaan pendidikan merata, bermutu, relevan, dan akuntabel
7.         Meningkatnya citra positif pendidikan


Perencanaan Pendidikan

A.      Pengertian Perencanaan Pendidikan
Pengertian Perencanaan Pendidikan menurut Suryosubroto adalah Mengarahkan proses kegiatan pada tujuan yg hendak dicapai. Sedangkan secara umum Perencanaan Pendidikan dapat diartikan sebagai pedoman proses kegiatan pendididkan agar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

B.       Tujuan Perencanaan Pendidikan
1.             Standar Pengawasan : Mengetahui kapan akan memulai pelaksanaan dan selesai serta mengetahui siapa saja yang terlibat.
2.             Sistematis biaya dan kualitas kegiatan : Hemat biaya, waktu, tenaga. Memberi gambaran komprehensif.
3.             Memadukan beberapa subkegiatan. Mendeteksi hambatan. Mengarahkan pencapaian tujuan

C.      Manfaat Perencanaan Pendidikan
1.      Standar Pelaksanaan & Pengawasan
2.      Pemilihan berbagai alternatif terbaik
3.      Penyusunan skala prioritas
4.      Hemat pemanfaatan resources
5.      Penyesuaian terhadap lingkungan
6.      Memudahkan koordinasi dengan pihak terkait
7.      Meminimalisir pekerjaan yang tidak pasti

D.      Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan
1.      Waktu                        : Jangka Panjang, Menengah, Pendek
2.      Spasial            : Nasional, Regional, Tata Ruang

E.       Macam Perencanaan Pendekatan Pendidikan
1.      Efektifitas Biaya (Cost Effectiveness appr)  : dana diambil dari pos-pos dana masing-masing dan perhitungan pengambilan dana disesuaikan dengan kebutuhan sehingga tidak terjadi pemborosan biaya.
2.      Optimalisasi Pemanfaatannya (Cost & Benefit Approach) : dana yang didapatkan dioptimalkan pemanfaatannya untuk kemajuan pendidikan.
3.      Pemberdayaan Tenaga Kerja (Manpower Approach)
4.      Keperluan Masyarakat (Social Demand Approach)

F.       Model Perencanaan Pendidikan
1.      Komprehensif                        : Menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan secara menyeluruh
2.      Keefektifan Biaya      : Menganalisis proyek dengan kriteria efisiensi dan efektivitas
3.      PPBS                          : Planning, Programming, Budgeting system
  Banyak digunakan di pendidikan tinggi negeri
4.      Target Setting                        : Untuk memproyeksi tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu







PENGORGANISASIAN

A.      Pengertian Organisasi
Pengertian Organisasi menurut Weber dalam Stoner & Freeman (1955) adalah Struktur birokrasi sedangkan menurut Usman, 2009 Organisasi adalah  Proses kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Usman, 2009).

B.       Tujuan dan Manfaat Organisasi
1.      Mengatasi keterbatasan kemampuan dari perseorangan dan Resources.
2.      Mencapai tujuan secara efektif dan efisien, wadah SDM dan Teknologi, hal ini dilakukan secara terorganisir.
3.      Mengembangkan potensi dan pembagian pekerjaan : hal ini dapat dilakukan dengan mencari dan menggali potensi pada organisasi.
4.      Mengelola lingkungan dan mencari keuntungan bersama : pencarian keuntungan pada organisasi dapat dicari dengan memperoleh sponsor untuk membantu mendanai kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi.
5.      Wadah menggunakan kewenangan dan mendapatkan penghargaan : dalam kegiatan berorganisasi individu dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya dan menggunakan wewenangnya serta dapat memperoleh sertifikat dari setiap kegiatan.
6.      Wadah pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin banyak.
7.      Wadah menambah pergaulan dan memanfaatkan waktu luang : individu yang berlatih berorganisasi dapat lebih mampu beradaptasi dengan baik terhadap partner kerjanya serta waktu luang tidak terbuang percuma karena dapat dimanfaatkan dengan kegiatan yang positif di organisasi.
C.      Tipe Organisasi (Lipham, et al l [1974:100])
Organisasi Organis
Organisasi Mekanistis
Kompleksitas Tinggi
Kompleksitas Rendah
Sentralisasi Rendah
Sentralisasi Tinggi
Formalitas Rendah
Formalitas Tinggi
Produksi Rendah
Produksi Tinggi
Adaptasi Tinggi
Adaptasi Rendah
Terbuka
Tertutup
Efisiensi Rendah
Efisiensi Tinggi
Fokus Strategi
Fokus Strategi
Inovasi, dll
Efisiensi, dll

D.      Pengembangan Organisasi
1.      Humanistik : memaksimalkan setiap potensi yang ada pada diri individu atau SDM.
2.      Orientasi Sistem : setiap anggota organisasi harus mampu mengenal dan memahami tempat serta asal usul dan manfaat yang ia dapatkan dalam organisasi yang ia ikuti.
3.      Agen Perubahan : cenderung dimiliki oleh orang yang mempunyai gagasan baru untuk mengembangkan dan memajukan organisasi.
4.      Problem Solving : mengatasi masalah/ pemecahan masalah.
Tahap :
a.       Perumusan pemecahan masalah
b.      Perolehan data
c.       Analisis
5.      Pembelajaran Experiensial : pelatihan-pelatihan yang mendukung ke arah organisasi yang berupa pelatihan pengalaman.
6.      Balikan :
·           Sesuatu yang didapatkan oleh individu dalam organisasi yang berupa manfaat dari pelatihan setiap kegiatan yang dilakukan.
·           Dalam organisasi terdapat evaluasi yaitu dengan mengevaluasi apa yang telah kita keluarkan untuk kebaikan organisasi.
7.      Orientasi Kontingensi : kepemimpinan, seorang pemimpin harus mampu memberikan perhatian yang luas dan situasional terhadap organisasi yang dipimpinnya.
8.      Bina Tim : Mampu membentuk sebuah team work yang efektif dan solid serta kerjasama sosial yang kuat.

E.       Tahapan Pengembangan Organisasi
1.      Kreativitas dan Inovasi          : mengembangkan penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi organisasi dan mampu menciptakan penemuan baru yang juga berguna demi kebaikan organisasi.
2.      Kepemimpinan Baru              : pembuatan kebijakan baru
3.      Pendelegasian                                    : membagi tugas dan wewenang setiap anggota
4.      Koordinasi, Kolaborasi          : setiap ada kegiatan semuanya telah dikoordinasi dengan baik dan semua anggota mampu bekerja sama dengan anggota lainnya.
5.      Organitational Development  : organisasi berkembang
F.       Struktur di Sekolah
1.      Elemen penting struktur adalah puncak struktur, jajaran tengah, jajaran operasional, staf pendukung, dan struktur teknologi
2.      Struktur sekolah sangat beragam, sederhana, birokrasi mesin, birokrasi profesional, kebanyakan adalah gabungan.
3.      Organisasi mengakomodasi konflik ini dengan membentuk struktur yang longgar, mengembangkan struktur kewenangan ganda, atau terlibat dalam sosialisasi.


Manajemen Kurikulum

A.      Konsep Dasar Kurikulum
1.      Lunenberg dan Ornstein (2000:433) mengemukakan bahwa kurikulum dapat didefinisikan dalam berbagai pengertian: sebagai rencana, dalam kaitan dengan pengalaman, sebagai suatu bidang studi, dan dalam kaitan dengan mata pelajaran dan tingkatan kelas.
2.      Pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga disebutkan pengertian kurikulum yaitu “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
3.      Lunenberg & Orstein (2000) mengatakan manajemen kurikulum yaitu proses perencanaan kurikulum (planning the curriculum), pelaksanaan kurikulum (implementation  the curriculum), dan penilaian terhadap pelaksanaan kurikulum (evaluating the curriculum).

B.       Komponen Kurikulum
1.      Tujuan            : tujuan dalam komponen kurikulum disusun untuk membuat keteraturan dalam pembuatan jadwal.
2.      Isi/ Materi       : mata kuliah atau mata pelajaran yang diajarkan.
3.      Proses             : pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam kelas.
4.      Media             : media digunakan untuk memperlancar proses belajar mengajar.
5.      Evaluasi          : evaluasi diadakan untuk mengevaluasi kurikulum apakah sudah tepat atau belum pelaksanaannya.
C.      Manajemen Kurikulum
1.      Perencanaan kurikulum harus memperhatikan karakteristik kurikulum yang baik, baik dari segi isi, pengorganisasian maupun peluang-peluang untuk menciptakan pembelajaran yang baik akan mudah diwujudkan oleh pelaksana kurikulum
2.      Pelaksanaan kurikulum merupakan tahap pelaksanaan pembelajaran
3.      Penilaian kurikulum dimaksudkan untuk melihat atau menaksir keefektifitasan kurikulum yang digunakan oleh guru yang mengaplikasikan kurikulum tersebut

D.      Pengembangan Kurikulum
1.      IPTEKS
2.      Perubahan Sosial dan Kebutuhan Staholders
3.      Pemenuhan Kebutuhan Siswa
4.      Kemajuan Pendidikan
5.      Perubahan Sistem Pendidikan

E.       Pengembangan Kurikulum (T Khun)
1.      Adanya praktik pengajaran dan materi pelajaran konvensional yang diterima secara umum.
2.      Adanya perubahan masyarakat secara terus-menerus.
3.      Adanya berbagai indikator sosial yang menandai perubahan (misal: adanya kemajuan IPTEKS, berkembangnya struktur sosial-budaya, dll).
4.      Krisis dan/atau kritik di dalam pendidikan.
5.      Pendidikan sebagai sistem terbuka haruslah dapat menyesuaikan dengan perubahan masyarakat, serta perkembangan zaman dan IPTEKS, sehingga muncullah berbagai kritik di dalam pendidikan agar dapat memenuhi berbagai tuntutan dan perubahan tersebut.
6.      Adanya praktek alternatif diusulkan.
7.      Berbagai konsep pendidikan alternatif diusulkan.
8.      Perselisihan dan konflik (anti-thesis).
9.      Adanya praktik pengajaran dan materi pelajaran lama, dan munculnya berbagai konsep baru yang lain menimbulkan perselisihan dan konflik. Hal tersebut terjadi untuk mencari konsep dan praktek baru yang diharapkan karena adanya pembaruan, pemenuhan kebutuhan dan tuntukan akan perubahan yang terjadi.
10.  Percobaan dan inovasi.
11.  Adanya konsep baru tersebut dilaksanakan dalam taraf percobaan (misal: hanya diberlakukan di beberapa sekolah), dan adanya berbagai inovasi untuk perbaikan dan penyempurnaan konsep baru tersebut.
12.  Praktek baru atau yang dimodifikasi (sintesis). Praktek pendidikan baru atau yang dimodifikasi diterapkan untuk mengganti praktik pengajaran dan materi pelajaran lama. Hal tersebut di dalam pendidikan salah satunya ditandai adanya kurikulum baru untuk mengganti atau memperbaiki kurikulum lama.
13.  Krisis dan/atau kritik di dalam pendidikan.
14.  Adanya praktek alternatif diusulkan.
15.  Perselisihan dan konflik (anti-thesis).
16.  Percobaan dan inovasi.
17.  Praktek baru atau yang dimodifikasi (sintesis)
18.  Praktek pendidikan baru atau yang dimodifikasi diterapkan untuk mengganti praktik pengajaran dan materi pelajaran lama. Hal tersebut di dalam pendidikan salah satunya ditandai adanya kurikulum baru untuk mengganti atau memperbaiki kurikulum lama.


Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik mengkhususkan pada kegiatan pengelolaan peserta didik mulai dari proses penerimaan sampai pada keluarnya peserta didik dari sekolah. UU RI No. 20 tahun 2003 mengenai sisdiknas bagian Bab IV bahkan mengatur hak – hak dan kewajiban peserta didik. Hak yang ditentukan adalah untuk mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya, mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Sedangkan kewajiban peserta didik antara lain, menjaga norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.
Bentuk – bentuk kegiatan dalam manajemen peserta didik adalah sbb :
A.      Penerimaan peserta didik
Penerimaan peserta didik sangat menentukan sukses tidaknya usaha pendidikan di suatu sekolah. Dalam penyelenggaraannya diperlukan panita khusus untuk menentukan banyaknya murid yang diterima, syarat – syarat penerimaan, melaksanakan penyaringan, mengumumkan penerimaan, mendaftar kembali calon yang diterima, sampai melaporkan hasil kegiatan pada pimpinan sekolah. Kesmua kegiatan ini tentulah memerlukan pencatatan secara baik dan lengkap karena akan sangat bermanfaat dalam pembinaan dan kebutuhan administratif peserta didik di kemudain hari. Beberapa hal yang sangat perlu diperhatikan yang berkaitan dengan penerimaan peserta didik baru menurut makalah mengenai akreditasi sekolah (2005) antara lain sistem penerimaan yang terbuka dan adil, kesesuaian jumlah peserta didik dalam suatu kelas dengan standar, rasion pendaftar dan daya tampung, kemampuan awal, serta kesiapan peserta didik baik secara fisik maupun mental.
B.     Pembinaan bakat dan minat
Dalam rangka membina bakat dan minat peserta didik, maka sekolah berkewajiban menyalurkan segenap potensi yang ada pada diri peserta didik. Langkah yang dilakukan dapat melalui kegiatan pencatatan bimbingan dan penyuluhan, ditindaklanjuti, dengan pembentukan kegiatan ekstrakurikuler, organisasi kesiswaan, dan lain sebagainya. Prinsip yang harus dipegang dalam pembentukan kegiatan ekstrakurikuler adalah bahwa kegiatan tersebut memang diminati peserta didik, dan tidak terlepas dari upaya mendidik baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu kebijakan sekolah, orangtua dan masyarakat secara umum juga mendukung kegiatan pembinaan bakat dan minat peserta didik tersebut. Sekolah pun sangat perlu memberikan penghargaan atau penguatan bagi peserta didik yang berprestasi dalam bidang kegiatan bakat dan minat
C.     Layanan Khusus
Layanan khusus yang biasa ditujukan bagi peserta didik adalah bimbingan dan penyuluhan atau Bimbingan dan Konseling. Layanan khusus ini memerlukan pencatatan – pencatatan baik menyangkut data pribadi peserta didik dan keluarga inti, kemampuan khusus ataupun kelainan khusus yang dimiliki, ataupun kejadian – kejadian aneh yang pernah dilakukan peserta didik. Program layanan Bimbingan hendaknya selalu disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu kepala sekolah haruslah mendukung program layanan bimbingan yang diselenggarakan, antara lain dengan mengadakan evaluasi layanan bimbingan secara kontinyu.

D.     Mutasi Peserta Didik
Jika seorang peserta didik naik kelas, pindah kelas, maupun keluar dari sekolah, maka dilakukan tindakan pencatatan mutasi peserta didik. Ada dua jenis mutasi pada peserta didik, yakni interndal dan eksternal. Jika mutasi tersebut terjadi dalam lingkungan sekolah (pindah kelas, naik kelas) maka dikatakan sebagai mutasi internal, sedangkan jika terjadi di luar sekolah disebut dengan mutasi eksternal
E.     Pencatatan Data Peserta Didik
Pencatatan data peserta didik secara umum terbagi atas dua, yakni pencatatan untuk sekolah secara keselurhan dan bagi masing – masing kelas. Catatan – catatan yang diperuntukkan bagi sekolah secara keseluruhan terdiri atas buku induk, buku klapper dan catatan tata tertib sekolah. Adapun yang diperuntukkan bagi kelas – kelas diantaranya yaitu buku kelas (cuplikan buku induk), dan presensi kelas. Selain daripada itu, pencatatan juga sangat perlu dilakukan dalam hal yang berhubungan dengan prestasi belajar peserta didik. Pencatatan prestasi belajar yang diperuntukkan bagi sekolah adalah buku daftar nilai, dan buku legger sekolah sedangkan bagi kelas yaitu buku legger kelas dan raport.

Tenaga Kependidikan
A.           Pengertian Manajemen Tenaga Kependidikan
Manajemen Tenaga Kependidikan adalah rangkaian kegiatan menata tenaga kependidikan dari mencari, menggunakan, membina hingga pemutusan hubungan kerja agar dapat menyelenggrakan satuan pendidikan secara efektif dan efesien

B.            Jenis Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.         Pendidik : para pendidik terdiri dari
·           Guru
·           Dosen
·           Konselor
·           Pamong Belajar
·           Widyaiswara
·           Tutor
·           Instruktur
·           Pembimbing
·           Supervisor
2.         Tenaga Kependidikan
·           TU (Tata Usaha)
·           Teknisi
·           Laboran

1 comments:

Best casinos in Nevada - DRMCD
Best 진주 출장안마 casinos 삼척 출장안마 in Nevada · The Biggest Las Vegas Slots in USA · Bally's Hotel & 나주 출장마사지 Casino · Beau Rivage Las Vegas · 아산 출장마사지 The Buffet at Bally's 안동 출장안마 Las Vegas

Post a Comment