Seorang teknolog pendidikan nantinya juga harus tau tentang menejemen pendidikan dalam semester 1 saya mendapatkan mata kuliah tersebut, dan ini rangkumanya:
A.
Pengertian
Administrasi, Manajemen, dan Manajemen Pendidikan
1.
Pengertian Administrasi
Secara etimologi, administrasi
berasal dari kata ad + ministrare. Ad berarti intensif, sedangkah ministrare
adalah melayani, membantu, dan memenuhi, sehingga administrasi dapat diartikan
dengan melayani secara intensif.
Secara sempit, Administrasi adalah
pekerjaan yang berhubungan dengan ketatausahaan. Sedangkan menurut beberapa
ahli Administrasi dapat diartikan sebagai berikut :
·
Ilmu/seni
mengelola sumberdaya 7M + 1I (man, money, material, machine, methods,
marketing, minutes + information (Usman,
2009).
·
Segenap
proses penyelenggaraan dlm setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk
mencapai tujuan tertentu (The Liang Gie).
2.
Pengertian Manajemen
Secara etimologi, manajemen berasal
dari bahasa latin, yaitu dari kata manus yang berarti tangan dan agree yang
berarti melakukan sehingga manajemen berarti menangani.
Menurut Sumantri (1990 : 44)
manajemen sebagai proses penggerakan kerjasama dengan orang lain dan segala
fasilitas yang diperlukan. Manajemen juga diartikan sebagai Seni melaksanakan pekerjaan melalui orang
lain (Parker dalam stoner & freeman,
2000). Selain itu juga disebutkan bahwa manajemen adalah Perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian (P4) sumberdaya organisasi untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Usman, 2009).
3. Manajemen
dan Administrasi sebagai Istilah yang Ekuivalen
Frederick
Winslow Taylor (1856 – 1915) merupakan tokoh dari Amerika Serikat yang
mempelopori manajemen sebagai suatu disiplin ilmu. Adapun Henry Fayol merupakan
tokoh manajemen yang berasal dari Perancis lebih sering menggunakan kata administrasi
daripada manajemen dan menganggap keduanya memiliki makna yang sama. Menurut
Panglaykim dan Tanzil (1986 : 34), jika manajemen menetapkan kebijaksanan yang
harus dituruti, maka administrasi menyelenggarakannya.
Tidak semua orang menganggap istilah
manajemen dan administrasi memiliki makna yang sama. Umumnya, pada lembaga
pemerintahan istilah yang dipergunakan adalah administrasi, sedangkan pada
lembaga komersil istilah manajemen lebih banyak digunakan. Namun hal tersebut
tentu saja tidak selamanya berlaku, istilah manajemen mempunyai makna yang
lebih marketable dan bergengsi dan mereka menggunakan istilah “Bos” pada
pemimpinnya. Sedangkan istilah administrasi khususnya dalam dunia pendidikan
hanya diartikan sebagai pekerjaan tulis – menulis, kearsipan / pembukuan, dan
lain sebagainya yang berkaitan dengan ketatausahaan dan menggunakan istilah
pemimpin bukan bos.
·
Perbedaan
Bos dan Pemimpin
BOS
|
PEMIMPIN
|
Memerintah
|
Melatih
|
Ingin berkuasa
|
Niat Baik
|
Menciptakan Rasa Takut
|
Menciptakan Kebanggaan
|
Berkata “saya”
|
Berkata “kita”
|
Suka Menyalahkan
|
Memecahkan Masalah
|
Tahu caranya
|
Tunjukkan caranya
|
Menggunakan orang
|
Melayani Orang
|
Menasihati dengan sedikit kasar
|
Menasihati dengan ramah
|
4.
Pengertian Manajemen
Pendidikan
Istilah yang akrab dengan
pengelolaan pendidikan sebelumnya adalah Administrasi Pendidikan, namun saat
ini istilah tersebut seolah menyempit, hal ini seakan – akan merupakan kegiatan
ketatausahaan sekolah semata. Untuk merevitalisasi makna yang terkandung pada
Administrasi Pendidikan, trend terakhir di Indonesia kini lebih banyak
menggunakan istilah Manajemen Pendidikan.
Batasan manajemen pendidikan dapat
diambil berdasarkan 3 pendekatan. Pendekatan pertama menganggap manajemen
pendidikan sebagai cabang ilmu manajemen, sehingga batasannnya adalah seni dan
ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirnya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Adapun secara proses, manajemen
pendidikan didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Bila dikaji dengan pendekatan struktur
atau tugasnya, maka manajemen pendidikan diartikan sebagai manajemen peserta
didik, kurikulum, tenaga pendidik, dan kependidikan, keuangan, fasilitas,
hubungan lembaga dengan masyarakat, pengorganisasian, ketatalaksanaan, dan
supervise pendidikan (Husaini Usma, 2004 : 12).
B.
Fungsi
Manajemen Pendidikan
Ada banyak pendapat mengenai fungsi – fungsi
manajemen, diantaranya Terry yang menyatakan fungsi manajemen sbb :
1.
Planning (perencanaan), yakni
menentukan garis – garis besar untuk dapat memulai usaha yang terdiri atas apa
yang akan dicapai, bagaimana mencapainya, kapan, dan lain sebagainya
2.
Organizing (menyusun), yakni
rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan sebagaimana telah
ditetapkan dalam perencanaan. Hal – hal yang dilakukan antara lain pembagian
tugas, pendelegasian kekuasaan dan wewenang dan lain – lain
3.
Actuating (menggerakkan untuk
bekerja/pelaksanaan), untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas pencapaian
tujuan, diperlukan tindakan – tindakan seperti kepemimpinan, perintah,
instruksi, komunikasi, dan lain – lain.
4.
Controlling (pengawasan), yakni
kegiatan dalam rangka memeriksa hal – hal apa yang telah dilakukan memastikan
apakah pekerjaan telah berjalan sebagaimana mestinya, serta mengetahui hambatan
– hambatan yang menghalangi tercapcainya tujuan.
Fayol merumuskan fungsi manajemen sebagai to plan, to
organize, to command, to coordinate, dan to control. Adapula pendapat dari
Gullick yang merumuskan fungsi manajemen secara lebih detil lagi, yakni dengan
planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting
(Hartati Sukirman, 1999 : 5). Namun demikian, pada prinsipnya fungsi – fungsi
yang dipaparkan para pakar tersebut memiliki benang merah yang sama. Hanya
saja, masing- masing dari mereka memiliki pengembangan yang sedikit berbeda
yang tujuannya mempermudah pengimplementasian ilmu manajemen di dunia nyata.
C.
Ruang
Lingkup Manajemen Pendidikan
Ruang lingkup manajemen pendidikan meliputi :
1.
Manajemen peserta didik
Peserta
didik selaku input dalam lembaga pendidikan merupakna pusat dari seluruh
kegiatan dalam manajemen pendidikan. Oleh karenanya peserta didik hendaknya
menjadi prioritas utama dalam pengambilan kebijakan di bidang pendidikan.
Kegiatan yang termasuk dalam bidang ini adalah pencatatan peserta didik mulai
dari saat penerimaan sampai dengan keluarnya dari sekolah.
2. Manajemen
tenaga kependidikan
Dalam prosesnya lembaga penyelenggara dan pengelola
pendidikan pastilah harus dikelola oleh tenaga – tenaga, sehingga mereka pun
sangat perlu dikelola. Manejemen tenaga kependidikan adalah segenap proses
penataan pegawai yang meliputi semua proses atau cara memperoleh pegawai,
penempatan dan penugasan, pemeliharaan dan pembinaan, evaluasi, sampai pada
pemutusan hubungan kerja.
3.
Manajemen Kurikulum
Apa yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada
peserta didiknya disajikan dalam bentuk kurikulum. Manajemen kurikulum adalah
segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran
dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi pbm.
4.
Manajemen fasilitas pendidikan
Agar pbm berjalan dan tujuan pendidikan tercapai
secara efektif dan efisien, maka diperlukan sarana atau fasiiltas guna
memperlancar proses pendidikan itu sendiri. Manajemen fasilitas pendidikan
adalah segenap proses penataan yang bersangkut paut denagn pengadaan,
pendagunaan, dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien
5.
Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan tentunya memerlukan dana,
untuk itu pengelolaan pendanaan atau pembiayaan pendidikan agar efektif dan
efisien sangatlah penting guna menunjang ketercapaian tujuan pendidikan.
Manajemen pembiayaan pendidikan merupakan kegiatan pengelolaan yang meliputi
penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah
atau lembaga pendidikan pada umumnya
6.
Manajemen Hubungan Lembaga
Pendidikan dengan Masyarakat
Masyarakat merupakan laboratorium pendidikan yang
tidak ternilai harganya. Masyarakat juga merupakan stakeholder pendidikan,
dimana keberlangsungan proses pendidikan juga bergantung pada masyarakat. Untuk
itu, lembaga pendidikan tidak dapat terlepas dari masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung. Manajemen hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat merupakan kegiatan penataan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan
sekolah dengan masyarakat untuk menunjang pbm di sekolah
7.
Manajemen Organisasi Lembaga
Pendidikan
Dalam setiap organisasi pastilah terdapat struktur
tugas dan berbagai macam konsekuensi akibat adanya pembidangan tugas tersebut.
Hal inilah yang menjadi garapan manajemen organisasi lembaga pendidikan, yaitu
segenap kegiatan mengorganisasikan lembaga pendidikan yang termasuk diantaranya
adalah pengelolaan fungsi kepemimpinan
8.
Manajemen Ketatalaksanaan dan Sistem
Informasi Lembaga Pendidikan
Kegiatan pencatatan berakibat pada perlunya penataan
data atau informasi, agar pada saaat informasi tersebut diperlukan dapat
diperoleh dengan mudah, cepat, dan tepat. Manajemen ketatalaksanaan dan Sistem
informasi Lembaga Pendidikan berupaya untuk mencapai hal tersebut, dengan
kegiatan yang meliputi pencatatan, pengolahan, penggandaan, pengiriman, dan
penyimpanan semua bahan atau informasi yang temasuk dalam data lembaga
pendidikan
9.
Supervisi Pendidikan
Kehadiran supervisi pendidikan diharapkan membantu
tercapainya tujuan pendidikan secara efisien, khususnya melalui pembinaan
profesionalitas guru. Namun trend pendidikan terakhir tidak selalu mengartikan
supervisi pendidikan memiliki sasaran satu – satunya berupa guru, melainkan
juga melibatkan tenaga – tenaga kependidikan lainnya. Batasan supervisi
pendidikan yang selama ini akrab adalah suatu usaha untuk memberikan bantuan
kepada guru dalam memperbaiki situasi belajar mengajar dan pada kenyataannya
kelancaran pbm tidak semata bergantung pada guru melainkan pula tenaga
kependidikan lainnya.
D. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
1.
Terwujudnya PBM yang
PAKEMB (bermakna)
2.
Peserta didik yang
aktif mengembangkan dirinya
3.
Memiliki kompetensi
manajerial
4.
Tercapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien
5.
Teratasinya masalah
mutu pendidikan
6.
Perencanaan pendidikan
merata, bermutu, relevan, dan akuntabel
7.
Meningkatnya citra
positif pendidikan
Perencanaan
Pendidikan
A.
Pengertian
Perencanaan Pendidikan
Pengertian
Perencanaan Pendidikan menurut Suryosubroto adalah Mengarahkan proses kegiatan
pada tujuan yg hendak dicapai. Sedangkan secara umum Perencanaan Pendidikan
dapat diartikan sebagai pedoman proses kegiatan pendididkan agar sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan.
B.
Tujuan
Perencanaan Pendidikan
1.
Standar Pengawasan : Mengetahui kapan akan memulai pelaksanaan dan
selesai serta mengetahui siapa saja yang terlibat.
2.
Sistematis biaya dan kualitas kegiatan : Hemat biaya, waktu, tenaga. Memberi
gambaran komprehensif.
3.
Memadukan beberapa subkegiatan. Mendeteksi hambatan. Mengarahkan
pencapaian tujuan
C.
Manfaat
Perencanaan Pendidikan
1. Standar Pelaksanaan & Pengawasan
2. Pemilihan berbagai alternatif terbaik
3. Penyusunan skala prioritas
4. Hemat pemanfaatan resources
5. Penyesuaian terhadap lingkungan
6. Memudahkan
koordinasi dengan pihak terkait
7. Meminimalisir
pekerjaan yang tidak pasti
D.
Ruang
Lingkup Perencanaan Pendidikan
1. Waktu : Jangka Panjang,
Menengah, Pendek
2. Spasial : Nasional, Regional, Tata Ruang
E.
Macam
Perencanaan Pendekatan Pendidikan
1. Efektifitas
Biaya (Cost Effectiveness appr) : dana
diambil dari pos-pos dana masing-masing dan perhitungan pengambilan dana
disesuaikan dengan kebutuhan sehingga tidak terjadi pemborosan biaya.
2. Optimalisasi
Pemanfaatannya (Cost & Benefit Approach) : dana yang didapatkan
dioptimalkan pemanfaatannya untuk kemajuan pendidikan.
3. Pemberdayaan
Tenaga Kerja (Manpower Approach)
4. Keperluan
Masyarakat (Social Demand Approach)
F.
Model
Perencanaan Pendidikan
1. Komprehensif : Menganalisis
perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan secara menyeluruh
2. Keefektifan
Biaya : Menganalisis proyek dengan
kriteria efisiensi dan efektivitas
3. PPBS : Planning,
Programming, Budgeting system
Banyak digunakan di pendidikan tinggi negeri
4. Target
Setting : Untuk
memproyeksi tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu
PENGORGANISASIAN
A.
Pengertian
Organisasi
Pengertian
Organisasi menurut Weber dalam Stoner & Freeman (1955) adalah Struktur
birokrasi sedangkan menurut Usman, 2009 Organisasi adalah Proses kerjasama antara dua orang atau lebih
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Usman, 2009).
B.
Tujuan
dan Manfaat Organisasi
1. Mengatasi
keterbatasan kemampuan dari perseorangan dan Resources.
2. Mencapai
tujuan secara efektif dan efisien, wadah SDM dan Teknologi, hal ini dilakukan
secara terorganisir.
3. Mengembangkan
potensi dan pembagian pekerjaan : hal ini dapat dilakukan dengan mencari dan
menggali potensi pada organisasi.
4. Mengelola
lingkungan dan mencari keuntungan bersama : pencarian keuntungan pada
organisasi dapat dicari dengan memperoleh sponsor untuk membantu mendanai
kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi.
5. Wadah
menggunakan kewenangan dan mendapatkan penghargaan : dalam kegiatan
berorganisasi individu dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya dan
menggunakan wewenangnya serta dapat memperoleh sertifikat dari setiap kegiatan.
6. Wadah
pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin banyak.
7. Wadah
menambah pergaulan dan memanfaatkan waktu luang : individu yang berlatih
berorganisasi dapat lebih mampu beradaptasi dengan baik terhadap partner
kerjanya serta waktu luang tidak terbuang percuma karena dapat dimanfaatkan
dengan kegiatan yang positif di organisasi.
C.
Tipe
Organisasi (Lipham, et al l [1974:100])
Organisasi Organis
|
Organisasi Mekanistis
|
Kompleksitas Tinggi
|
Kompleksitas Rendah
|
Sentralisasi Rendah
|
Sentralisasi Tinggi
|
Formalitas Rendah
|
Formalitas Tinggi
|
Produksi Rendah
|
Produksi Tinggi
|
Adaptasi Tinggi
|
Adaptasi Rendah
|
Terbuka
|
Tertutup
|
Efisiensi Rendah
|
Efisiensi Tinggi
|
Fokus Strategi
|
Fokus Strategi
|
Inovasi, dll
|
Efisiensi, dll
|
D.
Pengembangan
Organisasi
1. Humanistik
: memaksimalkan setiap potensi yang ada pada diri individu atau SDM.
2. Orientasi
Sistem : setiap anggota organisasi harus mampu mengenal dan memahami tempat
serta asal usul dan manfaat yang ia dapatkan dalam organisasi yang ia ikuti.
3. Agen
Perubahan : cenderung dimiliki oleh orang yang mempunyai gagasan baru untuk
mengembangkan dan memajukan organisasi.
4. Problem
Solving : mengatasi masalah/ pemecahan masalah.
Tahap
:
a. Perumusan
pemecahan masalah
b. Perolehan
data
c. Analisis
5. Pembelajaran
Experiensial : pelatihan-pelatihan yang mendukung ke arah organisasi yang
berupa pelatihan pengalaman.
6. Balikan
:
·
Sesuatu yang didapatkan
oleh individu dalam organisasi yang berupa manfaat dari pelatihan setiap
kegiatan yang dilakukan.
·
Dalam organisasi
terdapat evaluasi yaitu dengan mengevaluasi apa yang telah kita keluarkan untuk
kebaikan organisasi.
7. Orientasi
Kontingensi : kepemimpinan, seorang pemimpin harus mampu memberikan perhatian
yang luas dan situasional terhadap organisasi yang dipimpinnya.
8. Bina
Tim : Mampu membentuk sebuah team work yang efektif dan solid serta kerjasama
sosial yang kuat.
E.
Tahapan
Pengembangan Organisasi
1. Kreativitas
dan Inovasi : mengembangkan
penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi organisasi dan mampu menciptakan
penemuan baru yang juga berguna demi kebaikan organisasi.
2. Kepemimpinan
Baru : pembuatan kebijakan
baru
3. Pendelegasian : membagi
tugas dan wewenang setiap anggota
4. Koordinasi,
Kolaborasi : setiap ada kegiatan
semuanya telah dikoordinasi dengan baik dan semua anggota mampu bekerja sama
dengan anggota lainnya.
5. Organitational
Development : organisasi berkembang
F.
Struktur
di Sekolah
1. Elemen
penting struktur adalah puncak struktur, jajaran tengah, jajaran operasional,
staf pendukung, dan struktur teknologi
2. Struktur
sekolah sangat beragam, sederhana, birokrasi mesin, birokrasi profesional,
kebanyakan adalah gabungan.
3. Organisasi
mengakomodasi konflik ini dengan membentuk struktur yang longgar, mengembangkan
struktur kewenangan ganda, atau terlibat dalam sosialisasi.
Manajemen
Kurikulum
A.
Konsep
Dasar Kurikulum
1. Lunenberg dan Ornstein
(2000:433) mengemukakan bahwa kurikulum dapat didefinisikan dalam berbagai
pengertian: sebagai rencana, dalam kaitan dengan pengalaman, sebagai suatu
bidang studi, dan dalam kaitan dengan mata pelajaran dan tingkatan kelas.
2. Pada Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga disebutkan pengertian
kurikulum yaitu “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
3. Lunenberg & Orstein (2000) mengatakan manajemen kurikulum yaitu proses perencanaan kurikulum (planning the curriculum),
pelaksanaan kurikulum (implementation
the curriculum), dan penilaian terhadap pelaksanaan kurikulum (evaluating
the curriculum).
B.
Komponen
Kurikulum
1. Tujuan : tujuan dalam komponen kurikulum
disusun untuk membuat keteraturan dalam pembuatan jadwal.
2. Isi/
Materi : mata kuliah atau mata
pelajaran yang diajarkan.
3. Proses : pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar dalam kelas.
4. Media : media digunakan untuk
memperlancar proses belajar mengajar.
5. Evaluasi : evaluasi diadakan untuk mengevaluasi
kurikulum apakah sudah tepat atau belum pelaksanaannya.
C.
Manajemen
Kurikulum
1. Perencanaan
kurikulum harus memperhatikan karakteristik kurikulum yang baik, baik dari segi
isi, pengorganisasian maupun peluang-peluang untuk menciptakan pembelajaran
yang baik akan mudah diwujudkan oleh pelaksana kurikulum
2. Pelaksanaan
kurikulum merupakan tahap pelaksanaan pembelajaran
3. Penilaian
kurikulum dimaksudkan untuk melihat atau menaksir keefektifitasan kurikulum
yang digunakan oleh guru yang mengaplikasikan kurikulum tersebut
D.
Pengembangan
Kurikulum
1. IPTEKS
2. Perubahan
Sosial dan Kebutuhan Staholders
3. Pemenuhan
Kebutuhan Siswa
4. Kemajuan
Pendidikan
5. Perubahan
Sistem Pendidikan
E.
Pengembangan
Kurikulum (T Khun)
1. Adanya praktik pengajaran dan materi pelajaran
konvensional yang diterima secara umum.
2. Adanya perubahan masyarakat secara terus-menerus.
3. Adanya berbagai indikator sosial yang menandai
perubahan (misal: adanya kemajuan IPTEKS, berkembangnya struktur sosial-budaya,
dll).
4. Krisis dan/atau kritik di dalam pendidikan.
5. Pendidikan sebagai sistem terbuka haruslah dapat
menyesuaikan dengan perubahan masyarakat, serta perkembangan zaman dan IPTEKS,
sehingga muncullah berbagai kritik di dalam pendidikan agar dapat memenuhi
berbagai tuntutan dan perubahan tersebut.
6. Adanya praktek alternatif diusulkan.
7. Berbagai konsep pendidikan alternatif diusulkan.
8. Perselisihan dan konflik (anti-thesis).
9. Adanya praktik pengajaran dan materi pelajaran lama,
dan munculnya berbagai konsep baru yang lain menimbulkan perselisihan dan
konflik. Hal tersebut terjadi untuk mencari konsep dan praktek baru yang
diharapkan karena adanya pembaruan, pemenuhan kebutuhan dan tuntukan akan
perubahan yang terjadi.
10. Percobaan dan inovasi.
11. Adanya konsep baru tersebut dilaksanakan dalam taraf
percobaan (misal: hanya diberlakukan di beberapa sekolah), dan adanya berbagai
inovasi untuk perbaikan dan penyempurnaan konsep baru tersebut.
12. Praktek baru atau yang dimodifikasi (sintesis).
Praktek pendidikan baru atau yang
dimodifikasi diterapkan untuk mengganti praktik pengajaran dan materi pelajaran
lama. Hal tersebut di dalam pendidikan salah satunya ditandai adanya kurikulum
baru untuk mengganti atau memperbaiki kurikulum lama.
13. Krisis dan/atau kritik di dalam pendidikan.
14. Adanya praktek alternatif diusulkan.
15. Perselisihan dan konflik (anti-thesis).
16. Percobaan dan inovasi.
17. Praktek baru atau yang dimodifikasi (sintesis)
18. Praktek pendidikan baru atau yang dimodifikasi
diterapkan untuk mengganti praktik pengajaran dan materi pelajaran lama. Hal
tersebut di dalam pendidikan salah satunya ditandai adanya kurikulum baru untuk
mengganti atau memperbaiki kurikulum lama.
Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik mengkhususkan
pada kegiatan pengelolaan peserta didik mulai dari proses penerimaan sampai
pada keluarnya peserta didik dari sekolah. UU RI No. 20 tahun 2003 mengenai
sisdiknas bagian Bab IV bahkan mengatur hak – hak dan kewajiban peserta didik.
Hak yang ditentukan adalah untuk mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan
agama yang dianutnya, mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya. Sedangkan kewajiban peserta didik antara lain, menjaga
norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan
pendidikan.
Bentuk – bentuk kegiatan dalam
manajemen peserta didik adalah sbb :
A. Penerimaan
peserta didik
Penerimaan peserta didik sangat
menentukan sukses tidaknya usaha pendidikan di suatu sekolah. Dalam penyelenggaraannya
diperlukan panita khusus untuk menentukan banyaknya murid yang diterima, syarat
– syarat penerimaan, melaksanakan penyaringan, mengumumkan penerimaan,
mendaftar kembali calon yang diterima, sampai melaporkan hasil kegiatan pada
pimpinan sekolah. Kesmua kegiatan ini tentulah memerlukan pencatatan secara
baik dan lengkap karena akan sangat bermanfaat dalam pembinaan dan kebutuhan
administratif peserta didik di kemudain hari. Beberapa hal yang sangat perlu
diperhatikan yang berkaitan dengan penerimaan peserta didik baru menurut
makalah mengenai akreditasi sekolah (2005) antara lain sistem penerimaan yang
terbuka dan adil, kesesuaian jumlah peserta didik dalam suatu kelas dengan
standar, rasion pendaftar dan daya tampung, kemampuan awal, serta kesiapan
peserta didik baik secara fisik maupun mental.
B. Pembinaan
bakat dan minat
Dalam rangka membina bakat dan minat
peserta didik, maka sekolah berkewajiban menyalurkan segenap potensi yang ada
pada diri peserta didik. Langkah yang dilakukan dapat melalui kegiatan
pencatatan bimbingan dan penyuluhan, ditindaklanjuti, dengan pembentukan
kegiatan ekstrakurikuler, organisasi kesiswaan, dan lain sebagainya. Prinsip
yang harus dipegang dalam pembentukan kegiatan ekstrakurikuler adalah bahwa
kegiatan tersebut memang diminati peserta didik, dan tidak terlepas dari upaya
mendidik baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu kebijakan
sekolah, orangtua dan masyarakat secara umum juga mendukung kegiatan pembinaan
bakat dan minat peserta didik tersebut. Sekolah pun sangat perlu memberikan
penghargaan atau penguatan bagi peserta didik yang berprestasi dalam bidang
kegiatan bakat dan minat
C. Layanan
Khusus
Layanan khusus yang biasa ditujukan
bagi peserta didik adalah bimbingan dan penyuluhan atau Bimbingan dan
Konseling. Layanan khusus ini memerlukan pencatatan – pencatatan baik
menyangkut data pribadi peserta didik dan keluarga inti, kemampuan khusus
ataupun kelainan khusus yang dimiliki, ataupun kejadian – kejadian aneh yang
pernah dilakukan peserta didik. Program layanan Bimbingan hendaknya selalu
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu kepala sekolah haruslah
mendukung program layanan bimbingan yang diselenggarakan, antara lain dengan
mengadakan evaluasi layanan bimbingan secara kontinyu.
D. Mutasi
Peserta Didik
Jika seorang peserta didik naik
kelas, pindah kelas, maupun keluar dari sekolah, maka dilakukan tindakan
pencatatan mutasi peserta didik. Ada dua jenis mutasi pada peserta didik, yakni
interndal dan eksternal. Jika mutasi tersebut terjadi dalam lingkungan sekolah
(pindah kelas, naik kelas) maka dikatakan sebagai mutasi internal, sedangkan
jika terjadi di luar sekolah disebut dengan mutasi eksternal
E. Pencatatan
Data Peserta Didik
Pencatatan data peserta didik secara
umum terbagi atas dua, yakni pencatatan untuk sekolah secara keselurhan dan
bagi masing – masing kelas. Catatan – catatan yang diperuntukkan bagi sekolah
secara keseluruhan terdiri atas buku induk, buku klapper dan catatan tata
tertib sekolah. Adapun yang diperuntukkan bagi kelas – kelas diantaranya yaitu
buku kelas (cuplikan buku induk), dan presensi kelas. Selain daripada itu,
pencatatan juga sangat perlu dilakukan dalam hal yang berhubungan dengan
prestasi belajar peserta didik. Pencatatan prestasi belajar yang diperuntukkan
bagi sekolah adalah buku daftar nilai, dan buku legger sekolah sedangkan bagi
kelas yaitu buku legger kelas dan raport.
Tenaga
Kependidikan
A.
Pengertian
Manajemen Tenaga Kependidikan
Manajemen
Tenaga Kependidikan adalah rangkaian kegiatan menata tenaga kependidikan dari
mencari, menggunakan, membina hingga pemutusan hubungan kerja agar dapat
menyelenggrakan satuan pendidikan secara efektif dan efesien
B.
Jenis
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.
Pendidik : para
pendidik terdiri dari
·
Guru
·
Dosen
·
Konselor
·
Pamong Belajar
·
Widyaiswara
·
Tutor
·
Instruktur
·
Pembimbing
·
Supervisor
2.
Tenaga Kependidikan
·
TU (Tata Usaha)
·
Teknisi
·
Laboran
1 comments:
Best casinos in Nevada - DRMCD
Best 진주 출장안마 casinos 삼척 출장안마 in Nevada · The Biggest Las Vegas Slots in USA · Bally's Hotel & 나주 출장마사지 Casino · Beau Rivage Las Vegas · 아산 출장마사지 The Buffet at Bally's 안동 출장안마 Las Vegas
Post a Comment